Bendera Merah-Putih Terbalik di Mamasa: Maaf Panitia dan Takdir Tertunda yang Mendalam Ani Diyah, 17/08/202510/09/2025 Bendera Merah-Putih Terbalik di Mamasa: Maaf Panitia dan Takdir Tertunda yang Mendalam hargasemen.com – Pada 17 Agustus 2025, bendera Merah-Putih sempat terbalik saat hendak dikibarkan oleh Paskibraka dalam upacara HUT ke-80 RI di Lapangan Kondosapata, Mamasa, Sulawesi Barat. Warna merah justru muncul di bagian bawah, sementara warna putih di atas. Insiden itu viral dalam video detik-detik upacara berlangsung.Panitia segera mengambil tindakan: seorang pengibar bendera bergegas memperbaiki posisi sang saka. Panitia meminta maaf dan menegaskan bahwa kesalahan ini murni teknis dan tidak disengaja. Proses persiapan selama dua minggu bersama TNI-Polri juga dianggap sudah memadai. Tren gugup tampak sebagai pemicu utama kejadian tersebut. Kita harus belajar dari insiden demi upacara tahun depan. Dampak Emosional pada Paskibraka Momen tersebut memicu emosi mendalam pada Paskibraka Mamasa. Setelah insiden, sejumlah anggota tampak menangis sambil berjalan lunglai. Seorang Paskibra wanita terlihat menghapus air mata dengan tisu. Video tangisan haru ini menggambarkan beban tugas dan cinta mereka terhadap simbol nasional. Sikap Bupati dan Panitia: Menguatkan, Bukan Menyalahkan Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, menyampaikan pesan tegas: “Tidak boleh ada saling menyalahkan atau bullying. Semua ingin melakukan yang terbaik, dan insiden ini jangan jadi celah kritik destruktif.” Ia juga menekankan bahwa insiden ini merupakan pelajaran berharga. Meskipun trauma sempat muncul, saat penurunan bendera sore hari Paskibraka tampil prima. Refleksi Keseluruhan: Keseriusan Panitia dan Kesadaran Kolektif Incident ini menggarisbawahi pentingnya perhatian penuh pada prosedur teknis saat upacara kenegaraan, terutama di momen nasional. Dalam kesalahan kecil tersebut tersimpan makna besar: bahwa persiapan matang, kedisiplinan, dan empati terhadap petugas upacara sangat krusial.Ucapan maaf panitia bukan sekadar klarifikasi—itu wujud tanggung jawab. Tangisan Paskibraka mengingatkan kita bahwa manusiawi tetap dominan meski sebagai simbol ketegaran. Sementara itu, pesan Bupati membuka ruang bagi toleransi dan persatuan, bukan kritik menyakitkan.Ke depan, evaluasi tata kelola upacara, pelatihan teknis lebih ketat untuk pengibar bendera, serta pendekatan psikologis kepada Paskibraka bisa memperkuat pelaksanaan: agar nilai kebangsaan tetap disampaikan tanpa noda pada simbol utama negara. Outdoors Bendera merah putih terbalik MamasaBupati Mamasa Welem SambolangiInsiden upacara 17 Agustus 2025Kesalahan teknis pengibaran benderaPaskibraka Mamasa menangisRefleksi nasionalisme dan simbol negaraToleransi dalam upacara kenegaraanViral bendera Indonesia terbalik
Bendera Merah-Putih Terbalik di Mamasa: Maaf Panitia dan Takdir Tertunda yang Mendalam hargasemen.com – Pada 17 Agustus 2025, bendera Merah-Putih sempat terbalik saat hendak dikibarkan oleh Paskibraka dalam upacara HUT ke-80 RI di Lapangan Kondosapata, Mamasa, Sulawesi Barat. Warna merah justru muncul di bagian bawah, sementara warna putih di atas. Insiden itu viral dalam video detik-detik upacara berlangsung.Panitia segera mengambil tindakan: seorang pengibar bendera bergegas memperbaiki posisi sang saka. Panitia meminta maaf dan menegaskan bahwa kesalahan ini murni teknis dan tidak disengaja. Proses persiapan selama dua minggu bersama TNI-Polri juga dianggap sudah memadai. Tren gugup tampak sebagai pemicu utama kejadian tersebut. Kita harus belajar dari insiden demi upacara tahun depan. Dampak Emosional pada Paskibraka Momen tersebut memicu emosi mendalam pada Paskibraka Mamasa. Setelah insiden, sejumlah anggota tampak menangis sambil berjalan lunglai. Seorang Paskibra wanita terlihat menghapus air mata dengan tisu. Video tangisan haru ini menggambarkan beban tugas dan cinta mereka terhadap simbol nasional. Sikap Bupati dan Panitia: Menguatkan, Bukan Menyalahkan Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, menyampaikan pesan tegas: “Tidak boleh ada saling menyalahkan atau bullying. Semua ingin melakukan yang terbaik, dan insiden ini jangan jadi celah kritik destruktif.” Ia juga menekankan bahwa insiden ini merupakan pelajaran berharga. Meskipun trauma sempat muncul, saat penurunan bendera sore hari Paskibraka tampil prima. Refleksi Keseluruhan: Keseriusan Panitia dan Kesadaran Kolektif Incident ini menggarisbawahi pentingnya perhatian penuh pada prosedur teknis saat upacara kenegaraan, terutama di momen nasional. Dalam kesalahan kecil tersebut tersimpan makna besar: bahwa persiapan matang, kedisiplinan, dan empati terhadap petugas upacara sangat krusial.Ucapan maaf panitia bukan sekadar klarifikasi—itu wujud tanggung jawab. Tangisan Paskibraka mengingatkan kita bahwa manusiawi tetap dominan meski sebagai simbol ketegaran. Sementara itu, pesan Bupati membuka ruang bagi toleransi dan persatuan, bukan kritik menyakitkan.Ke depan, evaluasi tata kelola upacara, pelatihan teknis lebih ketat untuk pengibar bendera, serta pendekatan psikologis kepada Paskibraka bisa memperkuat pelaksanaan: agar nilai kebangsaan tetap disampaikan tanpa noda pada simbol utama negara.