Ketika Semen Jadi Monumen Kesepian

Bangunan yang Tak Pernah Selesai

Harga Semen – Monumen Di sudut-sudut kota dan pinggiran desa, berdiri rangka beton yang ditinggalkan. Dinding-dinding yang belum diplester, tiang-tiang yang tak pernah menyangga atap, menjadi sisa ambisi yang tertahan. Semen yang semula simbol pembangunan, kini berubah jadi jejak ketidakpastian.

Sunyi yang Menempel di Dinding

Bukan hanya kosong secara fisik, Monumen bangunan terbengkalai menyimpan sunyi yang terasa nyata. Tak ada langkah kaki, tak ada suara penghuni—hanya suara angin yang bersiul di antara sela-sela retakan. Dalam kesendiriannya, semen memantulkan rasa hampa yang tak terlihat.

Harapan yang Membatu

Monumen Setiap gundukan semen dan tiang yang menjulang sebenarnya menyimpan mimpi. Tapi ketika waktu berhenti dan pembangunan tak dilanjutkan, harapan itu membatu. Semen pun bukan lagi pondasi masa depan, melainkan penanda masa lalu yang belum selesai.