Produksi Semen China Anjlok: Pertanda Berakhirnya Booming Properti Abad ke-21 Ani Diyah, 18/08/202510/09/2025 Produksi Semen China Anjlok: Pertanda Berakhirnya Booming Properti Abad ke-21 hargasemen.com – Pada Juli 2025, produksi semen di China mencatat rekor terendah sejak 2009, menurut data Bloomberg. Penurunan itu terjadi seiring krisis properti yang belum usai dan lesunya aktivitas infrastruktur. Kondisi ini menandai pelambatan tajam dalam sektor konstruksi negara yang sebelumnya vakum dalam pertumbuhan tinggi. Semen sebagai Indikator Ekonomi Lama Semen menjadi cerminan sektor “ekonomi lama” di China. Sektor ini lebih terfokus pada pasar domestik dan konstruksi, berbeda dari sektor seperti baja yang juga dipengaruhi permintaan ekspor. Karena itu, tren konsumsi semen dianggap lebih relevan untuk menilai aktivitas perkembangan perkotaan di dalam negeri. Gejolak Real Estate dan Permintaan Semen Sejak “peak cement” Mei 2020, setelah stimulus pandemi, sektor properti China terus menurun. Permintaan semen kini melemah akibat overkapasitas dan regulasi yang tak mendukung. Bahkan, meski pemerintah menerapkan pelonggaran moneter, permintaan tidak pulih ke level sebelumnya. Dampak Global dan Proyeksi Sektor Konstruksi Melambatnya pembangunan properti di China turut memicu anjloknya produksi semen. Ekonomi global juga merasakan dampaknya karena China selama ini menyerap material bangunan dalam jumlah besar dalam dekade terakhir. Kini, peluang pertumbuhan ulang diperkirakan bergeser ke sektor mineral dan energi baru. Tantangan Lingkungan dari Oversupply Kelebihan pasokan rumah kosong di banyak kota memicu inefisiensi kota dan menyumbang emisi karbon lebih tinggi. Data menunjukkan, utilitas hunian turun drastis di kota-kota kecil, sedangkan pembangunan masih berjalan. Hal ini mengancam pencapaian target lingkungan nasional. Semen sendiri menghasilkan sekitar satu ton CO₂ untuk setiap ton produksi—sehingga turunnya produksi memberikan efek positif lingkungan. Penurunan semen ini menyiratkan berakhirnya era booming properti di China. Pemerintah kini perlu membenahi industri konstruksi, memperbaiki efisiensi kota, dan mempercepat transisi ke sektor ekonomi baru seperti energi terbarukan. Investor dan analis global sebaiknya memantau sektor mineral yang mendukung transisi energi—seperti tembaga, nikel, dan litium—sebagai mesin pertumbuhan berikutnya. Outdoors Booming properti abad ke-21 berakhirDampak sektor konstruksi ChinaKrisis properti China 2025Oversupply properti dan lingkunganPenurunan permintaan semen ChinaProduksi semen China anjlokTransisi ekonomi China energi terbarukan