Dampak Negatif Sound Horeg: Lonjakan Kasus Gangguan Pendengaran di Lumajang Ani Diyah, 11/08/202510/09/2025 Dampak Negatif Sound Horeg: Lonjakan Kasus Gangguan Pendengaran di Lumajang hargasemen.com– Fenomena sound horeg, yang dikenal dengan suara bass bergetar keras, kini menjadi sorotan di Lumajang, Jawa Timur. Kendati menjadi hiburan populer dalam berbagai acara, penggunaan sound system dengan intensitas suara tinggi ini diduga berkontribusi pada meningkatnya kasus gangguan pendengaran di wilayah tersebut. Peningkatan Kasus Gangguan Pendengaran di RSUD Lumajang RSUD dr. Haryoto Lumajang melaporkan lonjakan signifikan pasien di Poli THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan). Dokter spesialis THT, Aliyah Hidayati, mengungkapkan bahwa banyak pasien mengeluhkan telinga berdengung setelah menghadiri acara yang menggunakan sound horeg. Beberapa pasien bahkan melaporkan bahwa gangguan pendengaran mereka semakin parah setelah terpapar suara keras dalam waktu lama. Risiko Kesehatan Akibat Paparan Suara Tinggi Paparan suara dengan intensitas mencapai 120 desibel, seperti yang dihasilkan oleh sound horeg, dapat menyebabkan trauma akustik pada telinga bagian dalam. Gejala yang muncul antara lain tinitus (telinga berdenging), gangguan pendengaran pada frekuensi tertentu, hingga nyeri saat mendengar suara tertentu. Dokter Aliyah mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala tersebut. Perhatian dari Pemerintah dan Masyarakat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah mengeluarkan surat edaran yang mengatur penggunaan sound system dalam acara publik. Langkah ini diambil untuk mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan pendengaran masyarakat. Masyarakat juga diimbau untuk lebih bijak dalam memilih hiburan yang tidak membahayakan kesehatan. Meski sound horeg menjadi bagian dari budaya hiburan di Lumajang, penting bagi masyarakat untuk menyadari potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan. Keseimbangan antara hiburan dan kesehatan harus dijaga agar tidak menimbulkan dampak negatif di kemudian hari. Outdoors Dampak sound horeg LumajangGangguan pendengaran akibat suara kerasKasus THT meningkat LumajangLonjakan gangguan pendengaran Jawa TimurPemerintah atur penggunaan sound systemRisiko kesehatan suara bass tinggiSuara bass bergetar dan kesehatan telinga
Dampak Negatif Sound Horeg: Lonjakan Kasus Gangguan Pendengaran di Lumajang hargasemen.com– Fenomena sound horeg, yang dikenal dengan suara bass bergetar keras, kini menjadi sorotan di Lumajang, Jawa Timur. Kendati menjadi hiburan populer dalam berbagai acara, penggunaan sound system dengan intensitas suara tinggi ini diduga berkontribusi pada meningkatnya kasus gangguan pendengaran di wilayah tersebut. Peningkatan Kasus Gangguan Pendengaran di RSUD Lumajang RSUD dr. Haryoto Lumajang melaporkan lonjakan signifikan pasien di Poli THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan). Dokter spesialis THT, Aliyah Hidayati, mengungkapkan bahwa banyak pasien mengeluhkan telinga berdengung setelah menghadiri acara yang menggunakan sound horeg. Beberapa pasien bahkan melaporkan bahwa gangguan pendengaran mereka semakin parah setelah terpapar suara keras dalam waktu lama. Risiko Kesehatan Akibat Paparan Suara Tinggi Paparan suara dengan intensitas mencapai 120 desibel, seperti yang dihasilkan oleh sound horeg, dapat menyebabkan trauma akustik pada telinga bagian dalam. Gejala yang muncul antara lain tinitus (telinga berdenging), gangguan pendengaran pada frekuensi tertentu, hingga nyeri saat mendengar suara tertentu. Dokter Aliyah mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala tersebut. Perhatian dari Pemerintah dan Masyarakat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah mengeluarkan surat edaran yang mengatur penggunaan sound system dalam acara publik. Langkah ini diambil untuk mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan pendengaran masyarakat. Masyarakat juga diimbau untuk lebih bijak dalam memilih hiburan yang tidak membahayakan kesehatan. Meski sound horeg menjadi bagian dari budaya hiburan di Lumajang, penting bagi masyarakat untuk menyadari potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan. Keseimbangan antara hiburan dan kesehatan harus dijaga agar tidak menimbulkan dampak negatif di kemudian hari.